Senangdomino

Breaking News

Nova adalah sahabat dekat


Kumpulan Poker Online -  "Be, kopdar yuk?" Tanya Nova, sahabatku saat meneleponku.
"Kopdar? Kitakan sering ketemu." Aku menjawabnya dengan nada heran.
"Ih, kopdar ama temen-temen group L." Katanya.
"Oh, ya atur-atur ajalah Nov." Balasku. "Ya udah, tar kita lanjut ya. Aku mau keluar dulu nih." Lanjutku mengakhiri pembicaraan. Lalu menutup telepon setelah Nova mengucapkan kata oke.




Aku dan Nova adalah sahabat dekat. Kami berkenalan disalah 1 jejaring sosial, dan tak butuh waktu lama untuk kami menjadi sepasang sahabat. Kami terpaut umur yang cukup jauh. Nova 5 tahun di atasku dan penampilannya masih sangat fresh. Sebenarnya kami mempunyai 1 sahabat lagi, yaitu Gama. Dia satu-satunya pria diantara kami.
Nova mempunya badan yang imut, dia tidak tinggi, sekitar 150cm, dengan badan yang kurus, dia juga tomboy, rambutnya cepak kaya seorang laki-laki, maklum dia seorang lesbian dan merasa bahwa jiwanya terperangkap ditubuh yang salah. Nova adalah anak dari keluarga berada, di umur nya yang 26tahun, dia sudah mempunyai rumah sendiri yang lumayan mewah. Rumah dengan 2 lantai, 2 kamar dilantai bawah dan 3 kamar dilantai atas. Sedangkan Gama adalah seorang mahasiswa semester 3, umurnya baru 19tahunan. Tubuhnya atletis, tapi tidak tinggi, mungkin sekitar 160-165cm, katanya cita-citanya ingin jadi guru olah raga. Sedangkan aku sendiri, sudah berusia 21tahun.

Akhirnya kami berdua merencanakan kopdar dengan teman-teman group L. Nova terlihat sangat semangat sekali. Dia gesit menyiapkan segala sesuatunya. Gama yang sedang tinggal sekota dengan kami karna urusan kuliah, memilih ikut kopdar jg.
Tapi ternyata dari berpuluh-puluh teman kami di group L, hanya 4 orang yang bisa hadir. Dan mreka bertempat tinggal diluar kota kami, salah 1 nya dari Surabaya. Total yang akan datang adalah 5 orang.
Terakhir diubah: 16 Jul 2014

Hari H pun datang. Aku diminta Nova untuk datang terlebih dahulu. Skalian menjemput Gama di terminal katanya.
Beda dengan Nova, aku dan Gama memang belum pernah ketemu karna kesibukannya.
Tak lama aku menunggu Gama didepan gapura terminal, akhirnya Gama terlihat juga. Ternyata aslinya Gama lebih cakep daripada di fto nya.
Tanpa banyak basa basi kami segera menuju rumah Nova yang tak jauh dari terminal.
Sesampainya di rumah Nova, kami langsung menuju lantai 2 rumahnya. Memang lebih asik disana, lantai satu hanya untuk menerima tamu penting saja. Kalau teman sih langsung ke atas saja.
Selesai menaiki tangga, aku langsung dihadapkan dengan ruangan yang luas, ada sofa dan juga tv yg lumayan besar. Disebelah kiri tv, terdapat pintu menuju kamar mandi. Disebelah kanan tv, ada tembok kamar Nova. Bila setelah naik tangga, aku belok kanan, maka akan berjalan melewati 2 kamar tamu yang berjejer, 1 tanpa jendela, 1 lg berjedela langsung menghadap balkon, sebrang kamar itu langsung ada kamar Nova, diantara ke dua kamar itu, diletakan satu set sofa juga dan tentunya ada pintu besar, akses menuju ke balkon.

Aku dan Gama lalu menuju sofa yang dekat dengan tv, kami duduk, kunyalakan tv untuk memecahkan keheningan. Tiba-tiba dari arah tangga terdengar orang berjalan, aku balikkan badanku untuk melihatnya. Dan nyengirlah aku melihat Nova membawa beberapa kantung keresek besar yang sepertinya isinya itu makanan dan minuman ringan. Gama langsung menghampiri Nova, membantu nya membawakan keresek-keresek itu menuju meja dekat aku duduk.

"Aduhhh ampun dah, diluar panas." Kata Nova sedikit berteriak dan melap keringat dengan lengannya.
"Suruh siapa ga nunggu kami, maen capcus aja sendirian buat belanja." Kataku tetap sambil nyengir.
"Tanggunglah Be, kalian kan pasti lebih cape dari aku." Jawabnya.

Nova lalu duduk disofa sebelah kananku, di ikuti oleh Gama.
"Gama ya?" Tanya Nova pada Gama.
"Iya Nov." Jawab Gama singkat.
"Seneng kamu bisa kesini juga. Jadi kita bisa saling tatap muka ya." Kata Nova sambil menepuk lengan Gama.
Gama hanya tersenyum.
"Eh Nov, ni makanan banyak amat? Buat dimakan 1 RT kali kalo ini." Kataku sambil membuka-buka keresek.
"Alaaahh biar, biar ga usah keluar lagi." Jawab Nova.
"Anak-anak datang jam berapa?" Tanyaku.
"Katana mreka janjian jam 11 harus udah ada diterminal. Lalu aku jemput mreka." Jawab Novi.
"Ada Dea ya?" Tanyaku.
Dea adalah wanita gebetan Nova, di ftonya, dia terlihat sangat feminim.
"Ia donk." Kata Nova singkat.
"Huh, pantas saja kau ngajak aku kopdar, ternyata ada Dea toh, alasan saja kau pingin kopdar bareng teman-teman." Kataku sambil membuka salah satu minuman ringan yang diberikan oleh Gama.
"Terimakasih." Kataku pada Gama.
"Kalo kita ga kopdar, trus aku cuma ketemu Dea berdua, kan bahaya kalo ortu ku datang mendadak. Mereka udah curiga ama kelakuanku Be." Jawab Novi semangat.
"Salah sendiri kamu ga normal. Suka tuh ke cwo, bukan ke sesama jenis" Candaku.
"Ih aku normal senormal-normalnya. Kalo aku pacaran ma cwo, itu artinya aku homo, dan itu baru yang ga normal."
"Ngeles aja lu." Kataku.
Aku besarkan volume suara tv tanpa menanggapi Nova lagi.

Nova beranjak dari duduk, lalu masuk ke kamarnya. Terihat mulutnya cemberut.
Aku dan Gama akhirnya tertawa-tawa.
"Berisik kalian." Teriak Nova dari dalam kamar.
Aku dan Gama makin tertawa keras.

Beberapa jam kemudian, Nova pamit padaku untuk menjemput teman-teman yang lain. Katanya mreka sudah kumpul di terminal.

Aku dan gama akhirnya hanya menghabiskan waktu dengan menonton tv. Dan sedikit mengobrol.

Tak berapa lama, terdengar suara mobil berhenti didepan rumah. Aku menuju balkon

Melihat dia memasukkan mobil kehalaman rumahnya.
Keluarlah 3 orang wanita dari pintu belakang, dan 2 orang dari pintu depan. Mreka mendongakkan kepala mengarah padaku. Aku melambaikan tangan pada mreka, dibalas teriakan oleh mreka. Sepertinya, akan ramai sekali.
Aku masuk dan duduk disofa dekat pintu menuju balkon. Gama menghampiri dan duduk disebelahku.
"Mreka sudah datang?" Tanyanya.
"Yap." Jawabku.

Suara kaki berlarian di tangga menuju atas sangat bising sekali. Akhirnya mreka sampai juga ke lantai 2.

"Cibeeeeeeeeeee..." Teriak seseorang yang berpenampilang sangat sporti. Ku kira dia Bela, wajahnya mirip dengan fto Bela, saat kami bertukar fto untuk kenalan. Aku berdiri, dia lari kearahku lalu memelukku erat.
"Beee, akhirnya kita ketemu juga ya?" Katanya sambil mencubit pipiku. "Kamu cubbyyyy." Lanjutnya.
Aku meringis kesakitan.
Tak mau kalah, aku pencet idung dia.
"Aduh." Bela sedikit mengaduh. Lalu dia duduk disebelahku yang sudah duduk kembali.

Bela, Dea, Rere dan Mala sudah duduk. Nova berdiri karna tak kebagian duduk. Aku memberikan nya sedikit tempat agar bisa duduk. Dia imut, nyempilpun pasti bisa.

Kami bersenda gurau melepaskan rasa kangen. Sampai tak terasa waktu sudah malam.
Bela, Rere dan Mala ingin tidur karna lelah sudah lama diperjalanan. Mreka memilih kamar yang berjendela. Sedangkan Dea pasti tidur dengan Nova.

"Lah terus aku gimana?" Kataku.
"Kasur kamar itu kan cuma bisa dipakai 3 orang Be." Kata Nova. "Kamu tidur bareng Gama aja dikamar yang 1 lg, toh yang suka cwo disinikan cuma kamu." Lanjut Nova sambil berlalu menggandeng tangan Dea masuk kedalam kamarnya.
"Ia be, ga apakan?." Kata Mala sambil memelukku dari samping.
Kutatap mata Rere sambil cemberut.
"Ihhh jangan natap aku gitu, ga sadar ya kamu? Punya mata setajam pisau gitu. Buat ngeri aja." Kata Rere

Rere, Mala, Bela dan Gama tertawa puas melihat aku cemberut.
Mala melepaskan pelukanya dari tubuhku lalu bergelayut pada tanganku.
"Ga apalah Be. Ya ya ya." Katanya.
"Oke deh." Jawabku sambil menarik nafas dalam-dalam.

Mreka bertiga akhirnya masuk kedalam kamar. Tinggal aku dan Gama yang masih diluar kamar.
Kulihat Gama, dia tersenyum.

"Aku mu tidur aja deh Gam." Kataku sambil berlalu ke arah kamar.
"Aku juga." Balasnya sambil mengekor dibelakangku.

Kami masuk ke kamar, kamar yang tanpa jendela sama sekali, membuat sumpek, hanya ada pentilasi di atas pintu.

"Pintunya buka dikit aja Gam, biar ada udara masuk. Dan lampunya dimatiin biar ga panas." Kataku sambil berbaring di kasur yang cukup untuk 3 orang.

Gama melaksankan perintahku. Setelah itu dia tidur disebelah kiriku.

"Kenapa kamu sperti ga mau tidur denganku Be?" Tanya Gama tiba-tiba.

Aku memiringkan badanku langsung mengarah pada Gama. "Aku kan masih normal Gam. Kalau tiba-tiba aku horny gimana?" Jawabku.

Gama melirik padaku sebentar, lalu kembali memandang langit-langit kamar.
"Aku masih perjaka Be." Katanya.

Mendengar perkataannya, aku lalu bangkit dan terduduk menyandar pada kepala ranjang.
Gama sekarang yang memiringkan badannya ke arahku, kepalanya mendongak menatapku.
Kami saling bertatapan.

"Kamu mau ga, aku kasih coba rasanya ML?" Tanyaku. Didalam hati, aku tersenyum-senyum. Asik nih, lumayan dapet perjaka. Fikirku.

"Kalo aku ga bisa muasin kamu gimana?" Katanya.
"Aku kan cuma mau ngasih kamu nyoba ML, bukan minta dipuasin." Jawabku.

Gama memyuruhku tiduran kembali. Aku menuruti kemauannya.
Dalam posisi tidur dan saling behadapan, kami rasanya masih saling canggung. Gama tersenyum lalu menggodaku.

"Ayo." Katanya.

Tanpa basa basi lagi, Gama langsung mencium bibirku. Melumatnya penuh nafsu.

Tubuhnya bergerak menindih tubuhku. Terus menciumku. Tangan kirinya lalu meremas payudaraku.
"Hmmmm..." aku mendesah nikmat.

Dia melepaskan ciumannya, lalu berbisik. "Jangan mendesah, tar kedenger temen-temen." Katanya.
"Oh aku lupa." Jawabku.

Kami melanjutkn ciuman sampai Gama terlihat puas sambil tetap meremas payudaraku.
Uh aku harus menahan desahan, rasanya susah. Tapi kalo mendesah, ntar teman-teman curiga.

Gama lalu terburu-buru membuka pakaianku. Aku cuma tersenyum melihat tingkahnya.
"Nyantai dong Gam." Kataku.
"Uh, maaf say, aku udah ga sabar, pingin ngerasain memek." Jawabnya sambil terus melucuti pakaianku.
"Buka dong pakaianmu juga." Balas ku.

Setelah aku bugil, dia bangkit dan berdiri, dengan terburu-buru melepaskan semua pakaiannya. Wajahku langsung berhadapan dengan kontolnya yang udah tegang.

"Wow." Kataku. "Kontolmu gemuk." Lanjutku.

Kontolnya memang tergolong besar, hanya saja tidak panjang. Warnaya putih kemerah-merahan.
Dia mengarahkan kontolnya dekat sekali dengan wajahku. Lalu ku pegang kontolnya, kukocok pelan.

"Uh, baru ada cwe yang ngocokin kontolku Be." Katanya pelan.

Tanpa menjawab, aku langsung mencium kontolnya. Ku masukan kontolnya kemulutku.
Mmmmmmm... kukocok kontolnya didalam mulutku. Meski aku harus lebih membuka lebar mulutku karna kontolnya yang lumayan besar, aku tetap menikmatinya.

"uh beeeee... terusss... be." Katanya seperti berbisik.

Tak perlu lama-lama oral kontolnya, karna dia langsung menubruk tubuhku, membuat aku tertidur dibawah pelukannya. Dia mencium leherku, lalu turun ke susuku. Dia kenyot susuku keras-keras. Ampun, rasanya ingin teriak, tapi ga bisa. Kurang ajar nih si Gama, kataku dalam hati.

"Jangn keras-keras Gam. Perih." Kataku sambil menjauhkan kepalanya dari puting susuku.
"Maaf." Jawabnya.

Bergantian mulut dan lidahnya mempermainkan susuku yang kanan dan yang kiri.

"Aahhhhh siaaaall, enak begini tapi ga bebas mendesah." Gerutuku.

"Mmmm.. Memmdesah ajah, tappi pewlan yammm." Kata Gama masih tetap mempermainkan puting susuku oleh mulutnya.

Puas dia menyusu, dia akhirnya mengangkangiku, pahaku dibukanya lebar-lebar, lalu dia menatapku. Aku mengangguk. Ku tuntun kontolnya menuju lubang memekku.

Pelan-pelan dia mendorong kontolnya masuk ke dalam memekku. Blessssss...
Uhhhhh rasanya memekku terisi penuh.

"Ohh sayy... aaanngg.. Ras.. rasaaany... nyaaa kontolku addda yang menariiikkk... " Kata Gama pelan-pelan sambil memejamkan matanya.

"Genjot gam." Kataku sambil memeluknya.

Gama akhirnya menggenjot langsung dengan cepat memekku.
Dan ku harus menahan rasa ingin mendesah karn keenakan. Gama pun sperti nya agak tersiksa karna gak bisa melampiaskan rasa enaknya dengan mendesah juga.

"Gaamm terrusss.." Masih dengan bisik-bisik.

Gama makin mempercepat kocokan kontolnya didalam memekku.

"Be, beee.. aahhh.. aku mu.. mau keluar beeee.. " Katanya berbisik di telingaku.
"Keluarin Gam." Balasku.

Gama menghentakan pinggulnya dengan keras. Dan croottt crootttt sperma Gama keluar didalam memekku.

"Ohhhh Beee, enaaakkk." Katanya. Badannya ambruk diatas badanku. Kupeluk dia sebentar, lalu mendorong badannya kepinggir agar tiduran disisiku.
"Maaf ya say." Kata Gama.

Kulihat kontolnya masih tegang.
"Gam, kontolnya masih tegang tuh." Kataku. Kupegang kontolnya. "Ngilu gak?" Tanyaku.
"Engga say. Kenapa?" Jawabnya.
Mataku terbelalak. "Yang bener?" Tanyaku kembali.
"Huum bener."
"Kalo aku masukin lagi ke memek, sakit ga?"Tanyaku lagi.
"Engga lah,malah enak."Katanya.
Kami berbicara sambil berbisik-bisik agar teman-teman tak mendengar.
"Aku masukin ya? Aku yang diatas."

Kukangkangi kontolnya. Tanpa lama-lama, aku masukkan kontolnya ke memekku yang masih basah. Dan bleeeessssas masukkk dengan lancaarr..

"Ughhhh.." Kata Gama.

Tanpa bicara lagi, aku gerakkan pinggangku kedepan-belakang. Sekali-kali aku putar pinggulku. Dengan kedua tanganku bertumpu didada Gama, aku makin mempercepat gesekan memekku.
Masih menahan desah aku menikmati kontol Gama. Gama terlihat sangat menikmatinya dengan memejamkan mata. Dan membantu gerakanku dengan memegang pantatku dan menggerakkanya maju mundur.

Tak lama aku merasakan ingin orgasme.
"Gaaaaamm, aku crot ya Gaamm.. Enaakk Gaamm.." Kataku sambil tetap memutar pinggulku.
"Bareng Beee..." Jawabnya.
"Ouuggg Gaaaaammmm..." Aku menjerit pelan dan tertahan.

Gama memeluk tubuhku dengan kuat. Dia pun ternyata orgasme.

Gama mengangkat kepalaku, lalu mencium keningku.

"Enak be?" Tanyanya.
"Banget." Jawabku. Aku lalu bangkit dan ploottt kontolnya keluar dari memekku.

Kontol Gama terlihat mengecil. Aku tidur disamping Gama. Memelukknya, keringat keluar dari tubuh kami. Panas rasanya ruangan itu.

"Gam, keluar dulu yuk? Ngobrol di sofa, kita pulihin dlu tenaga, udah gitu baru kita perang lagi." Kataku sambil cengar cengir.
"Boleh." Jawab Gama singkat.

Kami pun berpakaian kembali, dan keluar kamar.
Aku langsung menuju kamar mandi. Dan Gama langsung duduk didepan tv. Sepertinya teman-teman sudaj pulas tertidur.

Aku keluar dari kamar mandi, setelah itu bagian Gama yang bersih-bersih dikamar mandi. Selanjutnya kami ngobrol asyik berdua di depan tv. Kami semakin dekat saja.

Dan malam itu, kami habiskan dengan memuaskan nafsu kami sampai pagi.


Aku Mempunyai Sahabat Pria yang Masih Perjaka

selesai